26 Agu 2017

Secangkir Kopi Pagi Hari


Pagi ini sambil melihat TV dengan suami yang menikmati kopinya, melihat tayangan tv sudah lebih dari semingguan yang dibahas tentang kasus First Travel, sebuah travel umroh dan haji yang menelantarkan jama'ahnya sampai ribuan orang. Tidak hanya media televisi yang menyiarkan bahkan media online beritanya bersliweran di dunia maya. Banyak komentar bersliweran ada yang menghujat, ada yang hanya sepintas lalu bacanya kok bisa? paling itu yang jadi pertanyaan, ada yang jadi kajian tentang manajemen bisnis, manajemen keuangannya, atau mungkin gaya hidupnya yang jadi sorotannya.

Nah di pagi ini, yang jadi bahasan kami tentang gaya hidupnya yang sungguh fantastis bagaikan seorang putri kerajaan, padahal kalau di lihat penghasilan dan bisnisnya juga belum begitu besar. Terus terang karena latar belakang pendidikan suami adalah akuntansi, yang disorot itu tentang keuangannya. Sebuah bisnis tanpa pencatatan keuangan yang benar apalagi bisnis atau usaha yang lumayan menasional pasti akan amburadul. Hasil usaha atau kerja kalau hanya untuk memenuhi gaya hidup sampai kapanpun tidak akan pernah cukup berapapun itu. Mereka hanya memikirkan saat ini tanpa memikirkan besok kedepannya bagaimana?

Gaya hidup yang penuh kemewahan itu sering disebut dengan gaya hidup "hedon" atau aliran "hedonisme". apa sih sebenarnya gaya hidup hedonis itu? menurut wikipedia : 

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonismemerupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

Itu arti secara bahasa, tapi dalam kenyataannya hedonisme ini bukan pandangan hidup lagi tapi berubah jadi gaya hidup. Sering lebih disamakan dengan gaya hidup yang konsumtif dan banyak dipilih pada masyarakat urban. Mereka selalu memenuhi kehidupannya untuk menjadi lebih bergaya, kelihatan jaya di mata masyarakat. Contoh yang terjadi di masyarakat kita banyak banget sebenarnya, seperti bos travel ini (First Travel), beberapa artis yang punya koleksi mobil mewah atau berlian, membangun rumah yang super mewah, liburan yang selalu keluar negeri, koleksi tas yang harganya sudah bukan ratusan juta bahkan sudah menyentuh angka fantastis milyaran rupiah.


Ini hanya pemikiran kami berdua sebenarnya, kita lihat nih banyak contoh orang yang lebih kaya dari mereka tapi hidupnya sangat sederhana. Banyak pengusaha yang penghasilannya sudah bukan milyaran lagi tapi trilyunan bahkan di nobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia bahkan di dunia, tapi gaya hidup mereka bahkan tak begitu semewah itu. Cara mereka bersosialisasi, cara mereka membelanjakan pendapatannya, cara mereka menjalani hari sangat-sangat sederhana. Mereka sepertinya hanya memikirkan bagaimana semakin banyak menebar manfaat ke lebih banyak orang.
Apakah mereka tidak pernah berpikir panjang saat belanja, buat apa sih semua barang ini? seperti kolektor mobil-mobil mewah yang kecepatannya lumayan tuh... mau dipakai dimana dengan jalanan di Indonesia seperti ini, apalagi di kota besar yang sebagian besar macetnya parah paling juga kebanyakan hanya nangkring di garasi, tapi bayar pajak dan perawatan terus menerus apalagi kalau sampai belinya pakai kredit (tepok jidat kita), makai juga nggak akan terus-terusan. Terus itu yang punya koleksi tas yang harganya sampai milyaran rupiah juga, buat apa ya? apa setiap ganti warna baju juga akan ganti tas (sepertinya sih memang seperti itu xi...xi...xi...), kalau dilihat sih semakin hari sepertinya nilai jualnya juga akan menurun kalau di jual kembali.
Apa karena ini pemikiran kaum pinggiran seperti kita ya jadi nggak nyampek pemikirannya seperti mereka.

Kadang mereka lupa apa sih tujuan kita hidup, apa mereka tidak ingin untuk selalu bermanfaat buat orang lain. Mungkin yang dipikirannya bagaimana membuat senang diri sendiri, bagaimana menjadi terlihat lebih jaya dibanding temannya. 
Ini semua mungkin bisa kita jadikan bahan pemikiran juga, apa yang akan kita lakukan pada saat kita berada diatas, apakah kita akan mengikuti mereka ataukah akan membuat hidup ini lebih bermanfaat bagi sekitar kita. Semua akan kita kembalikan kepada kita lagi.

Tidak ada komentar:

Apa Sih Virtual Asisten

  Beranda media sosialku lagi bersliweran info Virtual Asisten mulai dari pelatihan sampai jasanya. Awalnya sih karena aku penasaran cari k...