5 Sep 2017

Membaca Membuka Duniaku

Kalau ngomongin soal baca nggak akan pernah habis bahasannya. Ada soal apa gunanya membaca, soal bagaimana menumbuhkan minat baca pada anak, atau bagaimana minat baca di era digital ini. Soal baca membaca ini kalau mau dibahas bisa dilihat dari banyak hal dan sudut pastinya.

Untuk diriku sendiri membaca itu adalah hobi yang paling dibenci dan dikagumi dari orang tuaku sejak dulu (jadi kangen emak bapak di kampung hik hik hik). Kata-kata yang nggak pernah lupa dari bapakku tuh kalau sudah ngomongin hobi bacaku. "Bocah iki wis dudu kutu buku maneh tapi wis rayape buku" dalam bahasa Indonesia "anak ini sudah bukan kutu buku lagi tapi sudah jadi rayapnya buku" Awalnya bingung juga dapat sebutan rayap buku dari bapak. Sekarang baru ngeh aku kenapa disebut rayap, kalau sudah baca buku nggak akan bergerak kemanapun sampai itu buku selesai bacanya bahkan sampai lecek bukunya. Kalau sudah pegang buku dipanggil berapa kalipun nggak akan nyaut dan nggak mau diganggu. Buku dibolak balik sampai lecek bahkan nggak jarang sampai sobek apalagi kalau sudah aku potong gambar-gambar yang aku suka (ini kayaknya yang dimaksud rayap, bukunya sudah nggak utuh lagi ha ha ha), akhirnya nggak bisa dipinjam orang lain. Jaman dulu yang jadi sasaran si rayap buku ini majalah anak-anak si BOBO dan waktu itu nggak sebagus sekarang ya kontennya.

Setelah majalah anak-anak yang dirayapin meningkat majalah remaja, berhubung nggak bisa beli sendiri alias pinjam nggak bisa jadi rayap lagi deh cukup pembaca sampai tuntas. Menginjak SMU mulai deh ada yang ngenalin yang namanya komik. Waktu itu yang dikenalin komik Jepang yang sering disebut Manga. Dari sana mulai berkembang duniaku, jadi tau tentang dunia diluar Indonesia secara cerita yang lebih menarik. Dunia bacaanku semakin berkembang, tidak hanya koran bacaan ayahku,  majalah remaja (sepertinya bisa dihitung dengan jari yang aku punya kalau majalah...), komik tambah novel.

Karena hidup di kota kecil, untuk mencari buku bacaan terbaru seperti komik atau novel susah dan aku belum tau juga namanya persewaan. Akhirnya bacaan terbatas dari hasil pinjeman teman sekolah atau kalau ada uang saku berlebih beli majalah remaja. Atau kalau ada kesempatan diajak ayah ibu mengunjungi kakakku yang waktu itu kuliah di kota mampir deh ke toko buku besar, dan belanja buku (padahal hanya beli maksimal 2 buku aja sih...).

Aku benar-benar bisa sering ke toko buku besar sekelas Gramedia setelah menginjak kuliah di kota besar. Uang saku selalu kusisihkan untuk beli buku, mulai mengenal persewaan buku juga. Dulu paling suka genre misteri, akhirnya yang sering kebeli novel karangan Agatha Crhristie dan komik misteri juga (ternyata novel sama komik masih aja nangkring di rak bukuku...)

Genre yang kubaca semakin berkembang sekarang, diawal menikah aku suka novel bergenre romantis (sesuai umur ha ha ha..) tapi yang tidak pernah berubah sebenarnya tetap senang genre misteri dan fiksi ilmiah.


Dan alhamdulillah kegilaanku membaca ini bisa menular ke anak-anakku, mereka suka banget kalau diajak ke toko buku dan pameran buku. Walaupun tidak segila ibunya, paling tidak kesukaanku membaca bisa menular ke mereka. 

Dari budaya baca ini aku bisa membuka dunia, dari novel romantis aku banyak baca novel terjemahan. Dari sana aku tau bagaimana kebudayaan Inggris dan Perancis di jaman kerajaan, bagaimana kehidupannya. Aku juga tau tentang cerita Napoleon Bonaparte dari cerita komik, aku juga tambah pengetahuan tentang penyakit AIDS bagaimana sebenarnya penyakit itu dan masih banyak lagi yang kuketahui dari membaca. Itu yang membuat aku semakin tergila-gila dengan genre fiksi ilmiah, tapi kalau disuruh baca buku ilmiah agak pusing  ha ha ha.... (coba buku pelajaran bentuknya bercerita seperti novel atau dibikin komik, pasti pada semangat belajarnya). Yang terakhir aku baca novel karangan penulis Indonesia serial BUMI karangan Tere Liye, disinis banyak banget tentang ilmu alam salah satunya tentang susunan bumi. Genrenya fiksi ilmiah banget (ini nggak sabar buat nungguin seri selanjutnya.....).

Jadi siapa bilang baca cerita fiksi baik itu komik atau novel nggak nambah ilmu, dengan mambaca aku bisa berkeliling dunia tanpa harus capek-capek perjalanan. Aku bisa tau sejarah dunia juga dari membaca. Membaca benar-benar bisa membuka wawasan kita.


Tulisan ini diikutkan dalam Postingan Tematik (PosTem) Blogger Muslimah Indonesia
#PostinganTematik
#BloggerMuslimahIndonesia

26 komentar:

Siwilih Nurdayati mengatakan...

alo

Dewi Rieka mengatakan...

Salam kenal mba, gabung blogger perempuan Semarang yuk, WA 082137762809 yaa :)

Novarina DW mengatakan...

Membaca akan membuka pola pikir kita. By the way, mohon maaf sebelumnya. Sekadar saran, mohon diperhatikan paragrafnya mbak, biar pembaca jadi nyaman.
Nice this post :)

Siwilih Nurdayati mengatakan...

Siap mbak Dewi nanti aku add. makasih sarannya mbak Novarina

Novianti Islahiah mengatakan...

Ah sama mba...saya juga favorit banget sama majalah bobo itu. :D

Damar Aisyah mengatakan...

Bobo memang nggak ada matinya, hampir semua orang suka, bahkan semua angkatan. Eh, sebut angkatan, hehe

Ane fariz mengatakan...

Wah pasti seru ini, kalau buku pelajaran dikemas seperti novel & komik. Anak-anak pada semangat bacanya.

Dian Safitri mengatakan...

ahahahaha....rayapnya buku.
Aku dulu dari dipuji sama orangtua karena suka membaca, dibolehkan selalu minta buku, sampai akhirnya dijatahin beli bukunya. Kalau enggak bisa bikin bangkrut soalnya. Inget banget awalnya boleh beli komik, setelah keranjingan, cuma boleh dibeliin novel, setelah novel mulai keranjingan juga, akhirnya cuma boleh dibeliin novel bahasa inggris. Sisanya kalau mau beli buku yang lain harus nabung sendiri, atau ya nunggu event-event tertentu yang boleh beli buku bonus di luar jatah.

Helena mengatakan...

eeh...komik juga nambah ilmu lho. Komik anak-anak tentang science kan banyak macemnya. Malah aku lebih nyambung baca ini daripada buku sekolah.

Salam,
Helenamantra dot com

Haeriah Syamsuddin mengatakan...

Dulu, saya dilarang keras membaca buku selain buku pelajaran. Dasar udah kadung cinta membaca, saya tetap aja membaca dan membeli buku secara sembunyi-sembunyi. Gak heran, saat masuk SMP, mataku kena minus 1,5 gara2 suka membaca saat semua anggota keluarga tidur dan saya membacanya dengan bantuan senter yang saya sembunyikan dibalik sarung (biar cahayanya gak keluar).

Muns Fadh mengatakan...

Baru dengar neh istilah "rayap buku" , membaca itu memang asyik bagi yang menyukainya, tapi membosankan bagi yang gak suka

Sri Al Hidayati mengatakan...

novel romantis, seperti gimana yaaa, maklum bacaannya biasanya novel sejarah, hehe.. salam kenal mba :)

Dewie dean mengatakan...

Bobo buku yng sllu jadi rebutan

Nurin Ainistikmalia mengatakan...

wah dari dulu sudah jadi rayap buku ya Mbaaak...😘😘

Unknown mengatakan...

Gegara baca komik jepang, jadi pengen gelar tikar di bawah pohon sakura juga, Mbak... :lol:

Nabila Cahya Haqi mengatakan...

Sama kayak Mbak Nurin, saya juga pengen jadi rayap buku, hehe.. Kalo sekarang, pas baca buku, hape bunyi, langsung fokusnya ke hp.. 😅

Alma Wahdie mengatakan...

Bener banget mbak. Wawasan jadi terbuka luas yaaa...

Saya mulai dari koran dan bobo dulu ehhee

Cha Hakim mengatakan...

Uni Novia Syahidah punya kumcer, judulnya Gadis Lembah Tsang Po. Di kumcer itu, semua ceritanya dari daerah yg berbeda. Seru, bener-bener bikin wawasan ttg daerah2 lain terbuka, n ngerasa diajak berpetualang ke daerah2 itu

Astin Astanti mengatakan...

aku kalau lagi baca buku, juga gak akan bergerak sebelum habis, apalagi kalau lagi baca novel

Dian Restu Agustina mengatakan...

Budaya baca bisa tahu dunia tanpa perlu kemana-mana...Bener banget:)
Mau fiksi atau non-fiksi jika tulisannya memberi kebaikan sama bermanfaatnya..ya Mbak

Larasati mengatakan...

Biasanya dibalik tulisan fiksi itu banyak mengandung hikmah kehidupan ya Mbak. Bermanfaat sama dengan non fiksi.

Arina Mabruroh mengatakan...

Barakallah, Mba,..
aku juga dulu gitu loh, kalau sidah baca novel/majalah, dipanggil berkali-kali berasa nggak dengar. hehe

Anis Khoir mengatakan...

Membaca apapun menurutku bermanfaat, meskipun hanya fiksi

Alma Wahdie mengatakan...

Bener bangwt, Mbak.
Aku juga pas smp mulai kenal cerpen alih bahasa jepang. Jadi kenal beberapa pernik tentang jepangnya. Membaca bener-bener membuka dunia kita.

Dinu KW mengatakan...

Persis nih, zaman anak-anak bobo, masa remaja komik Jepang, dewasa yg romantis2 tapi tetep takut kl baca yg super dewasa meski usia sdh genre dewasa, hi hi.

Rina s mengatakan...

Anak2 sy senang baca komik ilmu pengetahuan terjemahan korea yg banyak diterbitkan elexmedia.

Apa Sih Virtual Asisten

  Beranda media sosialku lagi bersliweran info Virtual Asisten mulai dari pelatihan sampai jasanya. Awalnya sih karena aku penasaran cari k...