13 Sep 2017

Roadshow Internet Baik Semarang 2017

Kemarin tanggal 12 september 2017 diberi kesempatan buat ikut seminar sehari, sebenarnya sih nggak sampai sehari juga. Acara dimulai dari jam 8 pagi (walaupun kenyataan molor hampir sejam juga)  sampai jam 2 siang, kayaknya bisa dikatakan seminar setengah hari. Acara yang diprakarsai oleh Telkomsel sebagai salah satu provider terbesar di Indonesia bisa dibilang provider dengan pemakai terbesar di Indonesia yang bekerjasama dengan Yayasan Kita dan Buah Hati, kakatu dan ICT Watch.

Mereka mensosialisasikan program bersama Internet Baik, baik sendiri merupakan kependekan dari Bertanggung jawab,  Aman,  Inspiratif dan Kreatif.

Kita lihat para pendukung dibaliknya ya, yang pertama Yayasan Kita dan Buah Hati berdiri sejak tahun 1998 fokus dalam kegiatan konsultasi,  pendampingan dan pengasuhan anak. 
Yang kedua adalah kakatu adalah startup edukasi asal Bandung yang membuat solusi edukasi era digital dengan piranti teknologi. Saat ini sedang mengembangkan aplikasi kakatu parental control dan kakatu school,  solusi untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan internet siswa.  
Kemudian yang ketiga ICT Watch adalah penggagas awal gerakan digital literasi interbet sehat.  Konsisten sejak 2002, ICT Watch mendapatkan penghargaan WSIS 2016 dari PBB karena aktif melibatkan multitaskeholder untuk edukasi penggunaan internet yang aman, nyaman dan bertanggung jawab.  ICT Watch menyediakan panduan literasi untuk orang tua dan guru dengan lisensi bebas pakai.

Acara dibuka dengan penayangan video company profile dari Telkomsel yang berjudul Rumahku, Telkomsel berubah dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan digital. Yang paling berkesan nih ada slogan tentang semangat. Semangat yang bikin Keren Indonesia. Semoga Telkomsel akan menjadikan Indonesia selalu keren....
Setelah itu Telkomsel memberian penghargaan berupa donasi untuk perwakilan sekolah di Semarang 4 sekolah tingkat SD dan 4 sekolah tingkat SMP.



Kita mulai masuk di acara inti nih, ada 3 pembicara yang dihadirkan di atas panggung. Pembicara dari Yayasan Kita dan Buah Hati di wakili oleh seorang psikolog dan juga trainer Kak Hilman Al Madani, dari kakatu dwakili CEO nya sendiri kang M Nur Awaluddin yang lebih akkrab dipanggil kang Mumu, kemudian dari ICT Watch diwakili salah satu deputi directornya mbak Widuri.



Pembicaraan diawali dengan penjelasan tentang era digital dari ketiganya. Sebenarnya apa sih era digital itu? yaitu era yang semua prosesnya menggunakan alat digita seperti gadget, sebagai adanya transportasi online yang paling terkenal sekarang alias lagi boming kita nggak perlu nyari ke panggalan cukup klik di gadget langsung deh ojeknya datang.
Kita mengenal berbagai macam generasi dari mulai generasi X, generasi Y, Generasi Z sampai generasi A. Generasi X sering disebut sebagai generasi imigran karena pada saat generasi ini ada itu permulaan era digital mulai dikenal (ngerasa banget ya bedanya ma sebelum ada smartphone ma sekarang....keliatan deh umurnya he he he) Begitu juga dengan generasi Y keduanya adalah generasi perubahan. Kemajuan teknologi terutama internet itu tidak bisa kita hindari lagi.

Teknologi ini akan menjadi powerfull karena adanya kreatifitas manusia didalamnya. banyak banget contoh yang bisa membuat kreatifitas dari internet bahkan menghasilkan pendapatan yang tidak kecil. Kang Mumu memberikan gambaran tentang 1001 cara baru berinternet, beliau memberikan contoh pemanfaatan positif internet ada kitabisa.com yang mengenalkan cara berdonasi menggunakan internet. Ada juga contoh pemanfaat dalam bidang pendidikan seorang Salman Khan yang membantu banyak siswa dalam tutorial pelajarannya di chanel youtube. Kemudian contohnya di dalam keluarga ada gen Halilintar yang banyak menyebarkan cara pendidikan langsung atau pola pengasuhan langsung dengan contoh di chanel youtube keluarga bagaimana kehidupan sehari-harinya, yang terakhir ada Almeyda yang dengan kreatifitasnya memberikantutorial membuat slime. Internet adalah cara baru berkomunikasi, jangan sampai kita hanya disibukkan dengan mengupgrade aplikasi atau hp kita tapi melupakan untuk mengupgrade pola pikir kita untuk lebih kreatif dalam penggunaannya.  

Dari banyaknya cara baru berinternet dengan penggunaan yang positif dan hasilnya juga positif, kira-kira ada nggak resikonya dengan berinternet?

Dari ketiga narasumber memberikan jawabannya masing-masing dan dari sisi pandang mereka juga. Yang pertama memberikan jawaban adalah mbak Widuri dari ICT Watch, beliau memberikan gambaran berdasarkan survey yang mereka lakukan, adanya kecanduan, konten negatif, cyberbully, pedofil online, pelanggaran privasi dan radikalisme. Dari gambaran ini yang banyak terekspos media adalah kecanduan padahal diluar sana banyak banget contoh lainnya bahkan kadang orang juga tanpa sengaja melakukan pelanggaran privasi orang lain.

Kemudian yang kedua bahasan dari sudut pandang dari sisi psikologi, adanya resiko berinternet ini kembali ke pola asuh kita sebagai orang tua. Disini beliau menjelaskan banyaknya orang tua yang lupa untuk memberikan kesenangan pada periode emas anak, orang tua lebih sibuk dengan dunianya sehingga anak mencari kesenangan ditempat lain misalnya gadget apalagi kalau orang tua memberikannya dengan sukarela agar anak senang. Akhirnya anak akan mencari kesenangannnya sendiri seperti gadget ini dan inilah yang menjadi cikal bakal kecanduan.


Dari sisi kang Mumu beliau mengibaratkan internet itu sebagai mata pisau, tergantung siapa yang akan menggunakannya. Karena di era digital ini internet sangat mudah diakses, informasi tanpa batas, cepat dan mudah, dapat diakses dimanapun, konten juga tanpa filter.

Nah setelah lihat bagaimana resiko dengan adanya internet maka apa yang harus dilakukan?

Sebagai orang tua, kita harus perbanyak bangun komunikasi dan kelekatan dengan anak-anak, dari sana akan terbangun kepercayaan. Setelah terbangun kepercayaan barulah kita mulai memberikan edukasi, dari edukasi - edukasi yang kita berikan tentang pengaruh positif dan negatif internet kita bisa mulai memberikan kontrol kepada anak kita.


Kemudian sebagai masyarakat apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa mendorong komunitas/relawan untuk turut mengkampanyekan pemanfaatan internet secara BAIK, meningkatkan kesadaran masyarakatr tentang perlunya internet BAIK dan yang terakhir memberikan edukasi ke siswa, orang tua dan guru.


Yang terakhir apa yang bisa dilakukan oleh sekolah atau guru sebagai tenaga pendidik? Nah disinilah Kakatu memberkan penawaran sebuah aplikasi kakatu school.


 









Bagaimanakah cara berinternet yang cerdas? Disni diberikan 5 prinsip berinternet secara cerdas : Keep Playing or STOP, Clik or Close, Think before Posting Dan Saring before Sharing kemudian yang terakhir Wise while Online.


Dari kelima prinsip diterangkan secara gamblang oleh para nara sumber. Prinsip pertama dan kedua diterangkan oleh Kak Hilman, disini diulas tentang bahaya yang akan terjadi kalau kita terlalu lama berada didepan gadget adanya paparan sinar biru bagaimana pengaruhnya dan bagaimana pengaruhnya terhadap otak bila terlalu sering mengakses situs porno. Disini juga diberikan gambaran tentang durasi penggunaan gadget untuk anak. Untuk prinsip ketiga dan keempat diterangkan oleh nara sumber dari ICT Watch, beliau memaparkan tentang UU ITE perbuatan apa saja yang dilarang.




Beliau juga menerangkan tentang banyaknya berita hoax yang banyak beredar di masyarakat.

 
Prinsip yang terakhir tentang kebijakan kita dalam berinternet. Kita harusnya bijak menahan diri dan mengendalikan aksi dan reaksi dan bijak menggunakan internet dengan tepat.
Saat anak mulai mengenal dunia digital kita harus selalu mendiskusikan dengan anak, siapa role model mereka di era digital, keahlian apa yang dimiliki oleh sang model, kemudian bantu anak untuk enemukan minatnya di era digital ini.
Apa yang kita lakukan apabila anak sudah terlanjur mengakses konten negatif?


Jangan langsung memarahi mereka, itu akan membuat mereka semakin penasaran dan akan terus mengulanginya lagi.
Kita juga bisa memberikan aduan apabila mendapati konten-konten yang negatif di internet


Pada akhirnya apa sih tujuan diadakannya program internet Baik ini? Program ini diharapkan akan menjadi role model dan acuan pendidikan literasi digital di Indonesia melalui konsep Didital Citizenship Education. 


Rangkaian acara Roadshow ini sebenarnya berlangsung selama 2 hari, hari pertama seminar yang kedua adalah workshop. Workshopnya sendiri dibagi menjadi 4 kelas yaitu, parenting, pewarta, video maker dan pendidik. Peserta workshop disaring dari peserta seminar yang datang, aku sendiri nggak tau kriterianya seperti apa karena aku sendiri nggak terjaring untuk workshopnya. Tapi dengan ikutnya seminar ini terus terang semakin membuka wawasan kita sebagai pengguna internet, dan juga sebagai orang tua bagaimana menangani anak yang sudah kecanduan dan memberikan pengertian yang pas bagaimana penggunaan internet secara sehat buat anak-anak kita. Sebenanya juga nggak buat anak dan keluarga saja, tapi kita bisa banyak memberikan edukasi ke banyak orang tentang internet sehat itu seperti apa.



Tidak ada komentar:

Apa Sih Virtual Asisten

  Beranda media sosialku lagi bersliweran info Virtual Asisten mulai dari pelatihan sampai jasanya. Awalnya sih karena aku penasaran cari k...