Sekou Jackson, seorang lelaki
berkulit sawo matang, bertubuh kurus tinggi seperti cemara. Wajahnya tampan,
hidungnya mancung dengan lesung pipit di kedua pipinya.
Ia lelaki sangat biasa. Bahkan
pekerjaannya hanya seorang buruh pencuci piring. Masalahnya adalah, ia
keturunan kulit hitam dan beragama Islam. Dua hal yang menyebabkan ia
diperlakukan tak adil di tanah Amerika.
Adele, seorang gadis kecil.
Berwajah manis, berkult hitam. Adele terbaring tak berdaya karena leukimia yang
diidapnya. Ia hanya bisa diselamatkan jika mendapatkan transfer sumsum tulang
belakang.
Sekou dan Adele, adalah dua orang
yang tak saling kenal. Tetapi keduanya terikat oleh jalinan masa lalu. Sebuah
kesalahan yang membuat Sekou tak pernah merasa tenang seumur hidupnya.
Apakah Adele akan bisa
diselamatkan dari sakit yang dideritanya? Akankah Sekou terbebas dari belitan
masa lalunya? Siapakah Adele bagi Sekou?
Novel Islami pertama yang kubaca,
itupun aku mendapatkan di sebuah bazar murah toko buku Gramedia. Awalnya
bimbang emang untuk mengambil buku ini diantara tumpukan banyak buku yang
lainnya, tapi setelah baca ringkasan bagian belakangnya membuatku jadi ingin
tau apa yang sebenarnya terjadi dengan dua nama itu Sekou dan Adele, apa
hubungan mereka berdua dan bagaimana penyelesaiannya.
Selain penasaran jalan ceritanya
saat ini pingin mencari sesuatu yang baru untuk dibaca. Dari semua novel yang
pernah kubaca ini novel tertipis yang pernah kubaca, dan kebetulan emang cari
bacaan ringan dan nggak terlalu banyak konflik.
Tapiiiii setelah baca malah
serasa diaduk-aduk perasaannya, jadi membayangkan ceritaku sendiri. Cerita masa
lalu yang hampir nyerempet walaupun sedikit. Dengan membaca novel ini semakin
memahami bagaimana perasaan Sekou dan Maemunnah istrinya.
Cerita bagaimana seseorang akan
menghadapi cerita masa lalu yang bisa dibilang kelam disaat dia sudah menemukan
kebahagiaan, cerita masa lalu yang terus menghantui. Dan bagaimana sikap
seorang istri menghadapi masa lalu sang suami yang bisa dibilang akan sangat
mempengaruhi kehidupan keluarganya.
Walaupun kecil ceritanya singkat,
kurasa aku takkan pernah melupakan ceritanya, tokoh utama dan beberapa tokoh
pembantu Sekou, Maemunnah, Adele, bu Hoomera, pak Jamal, dan Pamela. Pamela
seorang tua salah satu langganan Sekou yang menganggapnya manusia walaupun
berbeda keyakinan, selalu mengingatkan dia untuk selalu beribadah, mencari
kehidupan yang lebih layak di kota yang tetap menghargai keyakinan Sekou
sebagai seorang Muslim.
Kata-kata yang paling kusuka
adalah nasihat bu Hoomera pada anaknya Maemunnah, “Di dunia ini Nak, hanya ada
dua pintu. Kamu harus tau itu. Pintu pertama adalah kesempatan. Pintu kedua
adalah menyadari dari kesalahan. Dan tidak ada pintu ketiga. Jika kau masuk ke
intu ketiga, maka kamu akan menyesal seumur hidup. Kamu tahu kenapa? Pintu
ketiga adalah penyesalan.”
Nasehat ini akan selalu terpakai sampai kapanpun. Cerita novel ini tidak jauh dari nasehat ibu Maemunnah jangan pernah mengabaikan kesempatan, selalu menyadari kesalahan yang pernah
kita buat dan menjadikan itu sebagai pengalaman, dan pintu ketiga penyesalan itu tidak
akan pernah kita masuki saat kita benar-benar menjalani pintu pertama yang
diiringi dengan pintu kedua.
2 komentar:
ah sepertinya menarik... jadi penasaran, jalinan masa lalu apa yg menghubungkan Adele dengan Sekou...
mantab jiwa
Posting Komentar